BANDUNG – Dosen Universitas Bhakti Kencana Fakultas Ilmu Kesehatan, Dr. Ratna Dian Kurniawati, M.Kes, membawakan Orasi Ilmiah Lektor Kepala dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemitraan Pengendalian dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue”, pada Kamis (15/12/2022) di Trans Convention Centre Bandung.
Dr. Ratna Dian Kurniawati menyampaikan, Isu Kesehatan pada Sustainable Development Goals ke-3 yaitu menjamin kehidupan sehat dan sejahtera, dengan target mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya pada tahun 2030. Salah satu penyakit tropis dan masih menjadi endemik adalah Demam Berdarah Dengue.
Indonesia berada di posisi ke-2 DBD (Demam Berdarah Dengue) setelah Brazil. Awal tahun 2019, WHO mendaftarkan demam berdarah sebagai ancaman potensial di antara sepuluh penyakit dan banyak negara mengkonfirmasi pengamatan ini sebagai wabah. Epidemi demam berdarah cenderung memiliki pola musiman, dengan penularan sering mencapai puncaknya selama dan setelah musim hujan (WHO, 2020c).
Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Dr. Ratna Dian Kurniawati menambahkan bahwa obat untuk Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap uji coba, maka upaya terbaik adalah dengan pemberantasan nyamuk penular (vektor) sebagai upaya pengendalian. Pemberantasan vektor dengan modifikasi lingkungan dan perubahan perilaku dilakukan pada saat masih berupa jentik dan nyamuk dewasa. Tantangan nyata adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pengendalian vektor menjadi resiko kejadian DBD.
Peluang Pencegahan DBD
Dr. Ratna mengungkapkan bahwa peluang dalam pencegahan DBD yang bertitik tolak pada masyarakat. Kekuatan masyarakat dalam berperan serta aktif pada program pembangunan menjadi kekuatan tersendiri. Pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu bagian kemitraan harus terus diupayakan didorong dan dibentuk dalam setiap program kesehatan di masyarakat, di mana target program diakhiri dengan memandirikan kesehatan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyakat ini maka perlu mengupayakan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait program kesehatan yang diselenggarakan. Pada dasarnya pengetahuan adalah salah satu stimulus yang dapat merangsang perubahan perilaku. Perubahan perilaku terutama perilaku kesehatan harus bersifat langgeng maka perlu stimulus atau rangsangan yang berkesinambungan. Di sinilah kemitraan dapat dibangun dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang paripurna. Advokasi dan bina suasana melalui Kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam mewujudkan pemberdayaan optimal menjadi pemicu masyarakat berdaya dan berperan serta aktif.
Penelitian tentang Pencegahan DBD
Dr. Ratna melakukan penelitian pencegahan DBD yang menyatakan bahwa pada dasarnya masyarakat (sebagian besar ibu rumah tangga) masih mempunyai pengetahuan yang kurang. Namun memiliki motivasi tinggi untuk turut serta dalam PSN 3M Plus salah satunya dalam pemakaian ovitrap sebagai upaya pengendalian jentik nyamuk Aedes aegypty (Kurniawati, Ratna Dian; Sutriyawan & Rahmawati, 2020).
Masyarakat pada dasarnya sudah mulai sadar akan pentingnya pencegahan DBD. Inilah yang menjadi Tantangan berikutnya dimana upaya berkesinambungan dalam penerapan PSN 3M Plus (ovitrap) secara lintas sektoral berupa kerjasama antara Puskesmas dan pemerintah daerah setempat bisa kelurahan dan kecamatan melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Majelis Taklim atau Lembaga Swadaya Masyarakat untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan dalam implementasi PSN 3M Plus dengan menggunakan ovitrap.
Di sinilah perlunya kemitraan dalam pemberdayaan dibangun secara komprehensif dalam upaya pencegahan DBD. Melalui PSN 3M Plus ke depan diharapkan lebih masif kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam memperkenalkan dan mensosialisasikan PSN 3M Plus terutama pemakaian ovitrap yang lebih mudah, murah, aman bagi kesehatan dan lingkungan serta efektif dilakukan(Kurniawati, Ratna Dian; Sutriyawan, 2021). Program kesehatan dalam pengendalian DBD seperti program 1 rumah 1 jumantik, memasifkan PSN 3M Plus diserta sosialisasi dan edukasi dapat menjadi triger yang baik pencegahan DBD. Sudah seharusnya dan selayaknya masyarakat menjadi subjek bukan hanya objek sesuai amanah UU no 36 tahun 2009 dimana tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.