Rektor Universitas Bhakti Kencana Kota Bandung Entris Sutrisno bersama para wakil rektornya sengaja berkunjung ke Universitas Widyatama (UTama). Melakukan studi banding ke kampus yang berada di Jalan Cikutra 204-A, Selasa (2/2/2021) pagi.
Bersama jajarannya ia berkeliling melihat berbagai fasilitas yang ada di UTama, dari mulai gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang memiliki sarana untuk basket, futsal, bulu tangkis, boxer, tae kwon do, fitnes, perkantoran biro mahasiswa serta auditorium internasional. Di samping itu juga secara seksama melihat perpustakaan UTama yang telah memiliki akreditasi A, dengan berbagai koleksi buku serta fasilitas pendukung, termasuk berkunjung ke gedung F fakultas teknik dan gedung lainnya.
Rektor Universitas Bhakti Kencana dan jajarannya terlihat takjub dengan fasilitas yang dimiliki oleh UTama
Saat ditanya tujuan dari kegiatan itu, Entris memaparkan bahwa pihaknya sengaja melakukan kunjungan studi banding, sekaligus melakukan penjajagan kerjasama ke arah yang lebih serius. Terutama dalam proses pengelolaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di UTama.
“Saya sengaja datang langsung, Universitas Bhakti Kencana ingin belajar ke kampus Universitas Widyatama, prodinya banyak yang telah memiliki akreditasi A,” kata Entris, Selasa (2/2/2021)
“Ingin meniru UTama, karena Universitas Bhakti Kencana merupakan kampus baru, jadi masih dalam tahap belajar. Mudah-mudahan bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada, seperti Widyatama,” imbuhnya.
Ia pun menjelaskan bahwa kunjungan Universitas Bhakti Kencana ke UTama merupakan yang kedua. Pada kunjungan sebelumnya, lingkup pertemuannya hanya sebatas Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bhakti Kencana dengan LPPM UTama, terkait penelitian.
“Tetapi, sekarang lingkupnya lebih luas Saya sendiri datang langsung. Selaku rektor ingin mengetahui secara global bagaimana proses kerjasama tersebut bisa dilanjutkan. Tidak hanya dalam hal penelitian saja, tetapi bagaimana proses pengelolaan kerjasama, pengelolaan perguruan tinggi dan lainnya,” papar Entris.
Rencana ke depan pihaknya akan melakukan proses pendampingan Universitas Bhakti Kencana oleh UTama, agar bisa selaras, melakukan MoU ditindaklanjuti dengan MoA.
“Kalau diibaratkan (kendaraan) Universitas Widyatama sudah bisa membawa BMW, kami Universitas Bhakti Kencana masih membawa Avanza. Ya minimal (setelah melakukan kerjasama) kami bisa naik membawa Kijang Innova,” kata Entris
Pada kesempatan yang sama Prof Obsatar Sinaga, memberikan paparannya di hadapan Rektor Universitas Bhakti Kencana.
Dirinya sangat senang dengan kunjungan Rektor Universitas Bhakti Kencana berserta jajarannya, dengan tangan terbuka UTama siap berbagi pengalaman dan ilmu dalam mengelola perguruan tinggi.
“Semoga bisa sharing knowledge dan menginspirasi kita semua untuk semakin baik di masa akan datang,” kata Prof Obi, sapaan akrab Rektor UTama.
Pada kondisi pandemi ini menurutnya memunculkan beragam kepanikan, termasuk di dunia pendidikan tinggi, dalam melakukan perkuliahan secara daring.
Ia menambahkan bahwa sebelum pandemi, UTama sudah melakukan perkuliahan 40% teknologi sistem blended learning/e-learning. Blended learning atau disebut hybrid course merupakan proses pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran secara online dan tatap muka langsung.
“UTama memberlakukan metode pembelajaran full online untuk seluruh mata kuliah dan mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan, discussion board melalui forum diskusi, chatroom serta mengakses tugas kuliah yang diberikan dosen,” paparnya.
“Para dosen UTama pun, dipacu untuk lebih kreatif dalam memberikan materi pembelajaran secara online, yaitu dengan membuat pembelajaran dalam bentuk tutorial yang diupload di YouTube, memaksimalkan penggunaan google classroom, WhatsApp Group, dan aplikaso video conference sepertinya zoom,” imbuh Prof Obi.
Rektor UTama pun menjelaskan mengenai pentingnya menulis penelitian bagi para dosen dan mahasiswanya yang dipublikasikan pada jurnal internasional, terindeks Scopus. Termasuk membantu mempublikasikan artikel penelitian dosen Universitas Bhakti Kencana, karena ia memiliki personal garansi terhadap chief editor di Eropa dan Amerika Serikat.
Sampai saat ini UTama telah menerbitkan 1.373 artikel terindeks Scopus, dengan jumlah dosen 272 orang. Universitas Widyatama ditunjuk oleh LLDIKTI IV menjadi supervisi bagi perguruan tinggi lain di Jabar Banten.
Agar diketahui, terbaru ranking UTama versi Webometrics yang baru diliris beberapa hari lalu, menduduki peringkat 3 di Jabar di bawah Telkom University dan Universitas Parahyangan. Sedangkan secara nasional berada di posisi ke-55.
Webometrics memberikan peringkat pada perguruan tinggi baik negeri maupun swasta berdasarkan empat indikator yakni ‘presence’, ‘visibility’, ‘transparency’, dan ‘excellence’.
Presence’ atau jumlah halaman website dari domain web utama mendapat bobot 5%, ‘Visibility’ atau jumlah eksternal link yang terhubung ke domain web perguruan tinggi yang terekam dalam situs pencarian berbobot 50%. ‘Transparency’ adalah jumlah kutipan dari 210 penulis teratas yang bersumber dari Google Scholar yang dinilai 10%. Sedangkan ‘Excellence’ merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah karya sivitas akademika yang terindeks pada jurnal internasional dengan reputasi tinggi bersumber dari Scimago yang bobotnya 35%.
Adapun prestasi lain yang telah dicapai oleh UTama yaitu: Ranking ke-57 dari 4.682 perguruan tinggi negeri swasta, versi Ristek Dikti; Ranking ke-48, program SIMKATMAWA (bidang kemahasiswaan); Juara dunia ke-2, kegiatan Internasional Converence and Exposition on Inventions by Institutions of Higher Learning, Kementerian Pendidikan Malaysia; Enam prodi mendapatkan akreditasi internasional dengan nilai “Premium” atau A dari ASIC (Accreditation for International Schools, College and Universities) Inggris; UTama mendapat penghargaan Presidential Award dari International Council for Small Business, category Research and Academician; Mendapatkan lima penghargaan MURI, salah satunya Job Fair Online Terlama dan prestasi lainnya.
*dikutip dari https://majalahsora.com/